selama 10 hari, saya bersama rombongan Garuda Indonesia mengunjungi geliat nasionalisme dan pergerakan China menyusuri modernisasi kota megapolitian Beijing,kota tersubur dibawah aliran sungai mutiara di China selatan, Guangzhou, dan kota industri plagiat terhebat, Shenzen...
Belajar sampai ke China
by Franky Heumasse on Tuesday, 12 June 2012 at 10:57 ·
Garuda Indonesia dengan flight number GA 0890Airbus-200 mendarat mulus di Beijing, saya hampir tak merasa bahwa Kami sudah mendarat,, luar biasa.. pilot Kami memberi pelayanan prima selama perjalanan dan mengakhirinya dengan sentuhan lembut di bandara ini, tak heran Garuda kian berkibar dan menjadi primadona kembali bagi para pemakai jasa penerbangan dunia.
tiba di Beijing Capital Airport Pertama kali menginjakan kaki ,langsung terasa suasana asing, misteri namun menyimpan jutaan rasa penasaran! Hegemoni pemerintah Komunis China begitu terasa saat kami baru berjalan beberapa ratus meter untuk melapor di bagian Imigrasi bandara. Petugas berwajah culun langsung memasang tampang sangar dengan sikap mencurigai menelisik wajah kami satu persatu..sempat terjadi ketegangan antara saya dengan salahseorang petugas Imigrasi saat akan melewati pemeriksaan terakhir menuju ruang tunggu kedatangan bandara..sang petugas bersikeras memeriksa paspor saya. Hal yang tidak dilakukannya terhadap beberapa kawan dalam rombongan kami yang telah berjalan mendahului..sesaat setelah bersitegang mulut, saya benar-benar menyadari bahwa” kami berada dalam Negara dengan system komunis dan demokrasi yang buruk di dunia.
Beberapa saat Kami langsung menuju tempat Parkir Bus rombongan yang telah menunggu, sang sopir (lupa namanya) dan Tour Guide kami yang bernama alex(nama internasional) katanya, langsung menyambut kami dengan hangat, khusus alex, tampak berseri-seri dan lancar berbahasa Indonesia,,hati saya bergumam “ lumayan ,membesarkan hati setelah peristiwa tadi”
Bus Kami Parkir agak jauh sekitar 100 meter kesebelah kiri bandara, mengharuskan kami membawa bagasi ,ditingkahi wajah-wajah lelah, mengantuk namun penasaran, setelah perjalanan kurang lebih 8 jam dari Jakarta.
Tak lama kemudian Bus Kami bergerak menyusuri jalanan Kota Beijing, kesan pertama, kota ini di penuhi gedung gedung yang ternyata berisi apartemen penduduk kota,oleh Alex di infokan 90% masyarakat Kota Beijing yang perpenduduk kurang lebih 29 juta jiwa, menghuni apartemen, disebabkan harga rumah yang mahal,sementara hak agunan atas tanah menjadi milik pemerintah China!sepanjang jalan , mata Kami dimanjakan oleh tatanan rapi an apik, serta jalanan yang tidak terlalu padat, areal yang luas untuk pejalan kaki dengan kesejukan pohon-pohon tua kota..terbayang Jakarta dan pelosok-pelosoknya yang bakal digerus pedagang kaki lima yang membanjiri trototar, merampas hak pejalan kaki..disisi lain, tampak juga jalanan yang ramah bagi para pengendara sepeda yang lalulalang dengan leluasa..
Namun ,Beijing tidak ramah bagi pengendara sepeda motor, karena dianggap mengacaukan lalu lintas kota,,konon kata alex, pada awal tahun 2000 ada 500 pengendara sepeda motor di Beijing, namun naas, semuanya mengalami kecelakaan dan hanya tinggal dua orang yang masih hidup, yang aneh adalah ke 500 orang itu menggunakan sepeda motor buatan Jepang, Honda,hahaha,, tidak ada polisi di jalanan lebar kota ini, yang ada adalah kamera cctv, yang tiap saat akan mengantar surat tilang ke rumah warga, bila ada yang melanggar rambu lalulintas..hal yang mengagumkan adalah pemerintah China berhasil meyakinkan masyarakatnya menggunakan sepeda lokal, dan mengekspor semua sepeda motor buatan mereka ke berbagai belahan dunia.
Kami juga dengan mudah menemukan mobil-mobil bermerk ternama lalu lalang di jalanan lebar kota Beijing, mulai dari Toyota, Honda sampai BMW, Puegot, Citroen, VW , Ford, dan beberapa merk ternama asal AS.
yang mencengangkan saya, semua produsen mobil-mobil itu diwajibkan membangun pabriknya di China, dan harus memasang merk bertuliskan China dengan bahasa menggegerkan “ made in China”! padahal lambang yang terpampang di mobil itu jelas sekali, kembali saya hanya dapat bergumam, Pemerintahan komunis yang hebat!
Mata saya melahap dengan nanar setiap sudut di kota Beijing, ketika tiba-tiba Alex menyadarkan , bahwa Kami telah tiba di restoran Untuk sarapan Pagi.
Kesannya, sangat oriental,
Kejutan selanjutnya adalah kewajiban makan menggunakan sumpit (bukan hal baru ya) tetap saja buat saya adalah kebiasaan sementara yang menyiksa! Kecuali Bakpao (mirip-mirip biopeng di Manado) Kami langsung di genjot dengan berbagai menu tradisional China, yang rasanya hambar, minus segala bumbu, jangan Tanya bumbu ala padang atau Makassar yang kaya rasa,,seesaat mata saya menangkap dengan jelas wajah-wajah masam peserta tour yang mulai mengeluarkan satu persatu perbekalan dari Indonesia, ada cabe, sambal terasi, dan lain-lain,, meski saya yakin, tetap aja rasanya jaka sembung bawa golok, alias gak nyambung cing! Hahaha…
Hal ini makin diperparah dengan ketegasan Alex yang berkata, ‘bukan tour ke China namanya, kalau jauh-jauh sampai, Cuma untuk cari restoran Indonesia. Sepertinya Alex benar-benar tahu karakter orang kita kalau lagi tour ke negaranya, suka kambuh penyakit makan-nya dan hobi Belanja-nya yang terkenal seantero dunia! Halah mengerikan sekali…
Selepas sarapan Kami langsung diajak mengunjungi Lapangan Tiananmen dan Forbidden city,lapangan tianamen adalah tempat pembantaian akitivis pro demokrasi di China pada tahun 1989, alex memilih untuk tidak menjawab pertanyaan saya, saat saya mengajukan pertanyaan berapa jumlah sebenarnya korban tiananmen. Lapangan merah ini adalah pusat demokrasi di China, Kami dilarang dengan muka sangar oleh polisi disitu saat akan membuka spanduk,,di sisi timur, tampak Forbidden city dengan 9 istana-nya, namun istana bagian depan di hiasi wajah Mao Zedong, Bapak Komunis China, Pahlawan dan pembela rakyat China!padahal istana ini adalah Istana sakral yang dihuni kekaisaran dan Dinasti China, dari Ming sampai yang terakhir runtuh Dinasti Ching.
Kami mengitari Forbidden city sampai benar-benar lemas sebelum akhirnya kembali ke Hotel,
Hotel Kami tepat dipusat kot aBeijing yang bernama Xiang Da International Hotel.
Meskipun namanya international Hotel,tetap saja kami sulit berkomunikasi karena semua karyawan Hotel lebih suka berbahasa Mandarin daripada bahasa Inggris .omg!,,makin puyeng,,
Jam 5 sore Kami telah siap menonton Acrobatic Show yang bikin ketar ketir selama pertunjukan berlangsung,
Makan malam di Taishuxi restoran Beijing duck,,hmhh yummy..
Kami kembali ke Hotel saat matahari mulai malu-malu meningglkan bumi, meski sudah jam 8 malam,,
Di China ada 4 musim. Bila musim Panas, maka sampai jam 8 malam suasana masih terang benderang, dan matahari sudah nongol jam 4 pagi.. sebaliknya bila musim dingin, matahari baru nongol jam 9 pagi, dan malam lebih cepat pada jam 5 sore..
Rasanya dihantam palu godam 100kg, raga pun masih antara ada dan tiada ketika morning call kami berbunyi tepat jam 6,, isinya perintah bangun dalam bahasa China. Cape deh..
Selesai sarapan, yang diwarnai insiden makanan halal dan gak halal, maklum saja bagi wisatawan Muslim, agak riskan mengetahui apakah makanan di China benar-benar halal, secara ‘si piggy’ adalah makanan wajib orang China.
Kami berkumpul di Bus menunggu sebagian kawan-kawan yang agak telat, rona di wajah alex, tour guide kami Nampak kesal, karena molor waktu, di China orang sangat disiplin dengan waktu!selanjutnya khotbah Alex mudah ditebak, isinya berisi kampanye kedisiplinan orang China dan kebiasaan molor orang kita,, saya bergumam,”si alex memang benar’..
Kami langsung mengunjungi pusat penjualan batu mulia Giok di pinggiran kota Beijing yang bernama Jade Museum , belum ke China kalau tak membeli giok,orang China sangat percaya pada hoki dan shio..
Puas berbelanja, kami mengunjungi Great Wall,, tembok raksasa yang menjadi ikon dan salahsatu sumbangsih China bagi peradaban dunia! Mao Zedong berkata, setiap orang yang ke China, belummenjadi pahlawan untuk dirinya, keluarga , dan masyarakat bila belum ke great wall ,hadeuh,,marketing sekali ini pernyataannya Kami memasuki area ini dengan dentuman decak kagum yang tiada habisnya,sebuah karya anak manusia yang agung!tembok yang bisa dilihat dari ruang angkasa ini memiliki panjang 8850 km saya menikmati tiap jengkal pemandangan tembok ditingkahi bunyi rel kereta api euroasia yang melintasi pengunungan china timur menuju pegunungan ural Rusia..
Saya tak mampu menaklukan puncak great wall di sisi utara karena kekurangan oksigen..akhirnya dua orang dari Kami berhasil sampai di puncak yakni Nelly dari harian radar timika dan bapak Agus Umbargie dari Garuda TO distrik Timika.. salut buat mereka berdua..sebagian waktu kami di puaskan dengan sesi foto-foto yang gak ada kata untuk menjelaskannya,,hahahaha…(lebay+alay)
Sekitar pukul 12.30 siang kami meninggalkan Great wall untuk acara makn siang di restoran halal Jiandian ,sambil melihat proses pembuatan Gucci China yang rumit dan bernilai seni tinggi…
Saya dikejutkan oleh seorang pemain bola asal Afrika, Kamerun,, yang meminta foto bersama saat mengetahui saya berasal dari Papua,, sayang sekali,,saya lupa menanyakan nama pemain bola itu,,hahaha…ketemu saudara tua..
Dengan sisa tenaga Kami menuju Summer Palace, istana musim panas yang dialiri danau kuning , laksana an imperial garden, Summer Palace sudah ada sejak Dinasti Jin memindahkan ibu kota negaranya ke wilayah Beijing. Kaisar Wanyan Liang saat itu menyebutnya sebagai Gold Mountain Palace atau Istana Gunung Emas karena sebagian bangunan bertatahkan emas. Summer Palace adalah tapak tilas beberapa dinasti, maka usianya jauh lebih tua dari masa penjajahan Westerling di Indonesia.
Namun,ketika pemerintahan Dinasti Yuan, tempat itu diganti namanya menjadi Jug Hill (Weng Shan) atau Bukit Kendi. Puncaknya, pada 1750, Kaisar Qing dari Dinasti Qianlong merenovasi tempat itu dari istana raja menjadi taman. Sejak itulah tempat itu disebut Summer Palace atau dalam bahasa China Yi He Yuan. Kaisar Qing menghadiahkan Summer Palace kepada sang ibu suri sebagai tempat untuk bersantai. Bangunan itu memang sempat terbakar saat penyerangan tentara Prancis pada 1860.
Waktu kami habiskan dengan banyak berfoto ria, sebelum menuju ke Bird nest Stadium, yakni stadion sarang burung tempat dihelatnya olimpiade Beijing, saya menyimpan beberapa pertanyaan penasaran kepada alex tour guide Kami, yang tak dapat saya ajukan karena keletihan ,saya pun memutuskan untuk bertanya empat mata kepadanya.. maklum saja Olimpiade Beijing adalah salahsatu pesta olahraga dengan pembukaan paling spektakuler sepanjang sejarah Olimpiade. Saya teringat artikel yang saya tulis pada tahun 2008 judulnya “ Perang dunia ke-3 di Olimpiade Beijing” prediksi saya di artikel itu benar-benar terjadi! China bukan saja sukses penyelanggara, mereka merebut juara umum dari tangan USA, yang telah menguasai even itu selama lebih dari 15 kali juara Umum dan Russia yang 7 kali juara umum hebatnya lagi 80 persen dari kepingan emas yang mengantar China menjadi juara umum itu, disumbangkan oleh wanita-nya! Tak heran , UNESCO menempatkan wanita-wanita terkuat di dunia nomor satunya , ada di China!
Kami tiba sekitar pukul 7 malam , sebagian peserta memilih diam di bus karena kelelahan, saya memilih bersemangat melihat dari depan salahsatukebangaan China di jaman modern itu.. Olimpiade Beijing 2008 adalah olimpiade dengan pemecahan rekor dunia terbanyak sepanjang sejarah!
Diradius 300 m saya dapat melihat dengan seksama, stadion dengan konstruksi baja terbanyak di dunia ini, bentuk stadion di inspirasi dari kesukaan orang China yang mengkonsumsi sarang burung wallet sebagai obat kuat dan awet muda!demikian kata tour guide Kami Alex.
Bagian luar stadion di hiasi warna perak baja yang terang, kontras dengan kombinasi warna merah berani ala komunis yang menggambarkan keberanian China, pada bagian tengah stadion.
Belakangan saya baru mengetahui, bahwa ketika mengikuti bidding tuan rumah Olimpiade 2008 pada tahun 2001, China telah merombak secara besar-besaran tata kota Beijing, sungai sungai yang kotor di keruk, daerah daerah kumuh dimusnahkan, jalur yang gersang di hijaukan,bahkan peraturan pemerintah yang membatasi masa laik pakai kendaraan roda empat & truck hanya bisa di pakai sampai 15 tahun demi menghindari sangsi IOC yang berakibat pembatalan China sebagai tuan rumah Olimpiade 2008..tak heran, sebagian besar straat di jalanan kota, suasana pepohonan masih tampak baru dan segar.
Kami menghabiskan makan malam di restoran Thailand yang ternyata adalah bekas venue anggar yang di pakai pada Asian Games Beijing 1990! Kalau di Indonesia, venue ini masih dipakai,, haha di China, di sulap jadi restoran dan bikin yang lebih canggih.
Saking stressnya, saya memotret Sendok dan Garpu sebagai lambang ‘akhirnya’.
Semua sepakat makanan kali ini lidahnya nyambung sampai ke merauke,, jadi meskipun lelah, kami pulang dengan wajah –wajah sumringah…hehehe..
Di perjalanan pulang suasana jalanan kota Beijing tampak lengang, Alex menjelaskan bahwa saat ini semua orang tua muda memilih pulang ke rumah untuk menonton CCTV-5 yang menayangkan siaran langsung babak ke-4 Turnamen tennis grandslam Prancis terbuka, dimana salahsatu bintang Tennis China LI NA akan berjuang mempertahankan gelar juaranya, secara Li Na adalah juara tahun 2011, saya speechless dan shock membayangkan begitu bangga dan tingginya penghargaan bangsa ini terhadap atlet mereka!tak heran China bukan saja menjadi raja baru Negara adidaya dunia dengan ekonominya, juga olahraganya,, jawaban selanjutnya, tunggu saja aksi atlet –atlet China di Olimpiade London Agustus 2012 ini..
Pagi Harinya, saya langsung menyapa Alex yang datang dengan wajah suram, sambil berkata’ sorri Lex, Li na Kalah 3 set,,alex hanya berkata lirih, mungkin gara-gara saya tunda program ke Wangujing yang harusnya tadi malam..hahaha,, gak ada hubungannya kale.. selanjutnya kami diajak ke
Temple of Heaven, kuil kayangan,,
Temple of Heaven adalah kompleks kuil Taoist seluas 2,73 km², yang berlokasi di tenggara kota Beijing. Kuil ini dipergunakan oleh para kaisar dari dinasti Ming dan Qing untuk upacara tahunan agar mendapat hasil panen yang bagus.
Kuil ini dibangun pada 1406 sampai 1420 oleh kaisar Yongle, dan sempat direnovasi oleh kaisar Qianlong pada abad ke 18. Bangunan ini ditetapkan sebagai UNESCO World Heritage Site pada tahun 1998.
Kompleks kuil ini tidak hanya ramai dikunjungi oleh para turis saja, tetapi juga ramai oleh para warga Beijing sendiri. Kehadiran taman tematik yang luas di kompleks ini menjadi oase bagi masyarakat Beijing yang jenuh dengan hutan beton yang semakin menjadi di kota Beijing. Masyarakat Beijing yang kesini rata-rata adalah kaum lansia, dimana mereka menghabiskan waktu dengan bernyanyi bersama, main catur, ataupun melakukan atraksi kesenian seperti melukis kaligrafi, berdansa, dan melatih kungfu..
selanjutnya kami menuju ,Wangujing, sebuah pusat perbelanjaan dikota beijing,, disini tawar menawar harga bisa sampai 90%
Jadi barang seharga 100 yuan bisa ditawar sampai 10 yuan,, sesuatu banget ya,, yang kalau diindonesia dilakukan, pasti bakalan di timpuk pakai batubesar sama pemilik toko!
Harga barang di China murah meriah karena proses pembuatan bahan baku sampai suplai dilakukan langsung dari pabrik ke pemilik toko, jadi jangan heran , barang berkualitas satu di senayan city seharga 1 jt, di China Cuma di hargai 100 ribu rupiah.. cape dehh!!
Peraturan pemerintah komunis China, adalah suara dewa yang tak dapat di tawar-tawar!
Alex mencontohkan salah satu pejabat menteri bagian kesehatan, yang gagal mengawasi peredaran susu bermilamin di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, hanya 19 bulan menjabat, ia di copot dari jabatan, dan dijatuhi hukuman mati!seperti halnya, korupsi di China hukumannya adalah mati.
Bandingkan dengan Indonesia yang korupsi telah merasuk sampai ke dalam akar akar nadi bangsa..(nikmat bangeet ya)
Kami juga mengunjungi pusat farmasi di Beijing, yang menjual obat obat kualitas dunia dengan harga terjangkau, ada salep untuk luka bakar hilang tak berbekas,untuk liver yang akut, tak lupa obat kuat untuk kejantanan pria,, ini mungkin berhubungan dengan jumlahpenduduk China yang 1 miliar 300 juta kale ya,,hehehe..(kidding)
Sore harinya Kami berjumpa dengan direksi Garuda Indonesia Beijing, dan beberapa travel agent ,, sebelum kembali ke Hotel...
Perjalanan pagi kami dilanjutkan dengan armada Airbus a-200 Hainan Airlinesdengan no penerbangan HU7805 ke Guangzhou,seperti biasa kami check in dengan tatapan nanar penuh sinis petugas bandara yang pemerikasaannya terkesan terlalu.kami tiba di Guangzhou dan kagum menyaksikan lalu lintas bandara serta system operasi bandara yang bagi saya 3 langkah lebih maju dari Soetta..dijemput oleh tour guide yang bernama Awen,, ternyata bokap nyokap awen besar di Solo Jawa tengah, sehingga komunikasi tiap hari menggunakan bahasa Indonesia, jadi deh Awen tour guide berbahasa Indonesia, yang disambut teriakan hangat para peserta tour, sebagian mulai membanding-bandingkan Awen dan Alex..hahaha,,.
Guangzhou adalah kota di laut China selatan, maskapai penerbangan andalannya Southern China Airlines adalah salahsatu maskapai dengan armada terbesar di dunia!
Menurut Awen, jarak Guangzhou dan Papua sebenarnya dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 5 jam saja..seperti jarak dari Timika ke Jakarta..cuaca di Guangzhou juga sangat panas, pada puncaknya dapat mencapai 39 derajat celcius! Namun daerah ini di anugerahi tanah yang subur, dengan jumlah penduduk mencapai 14 juta jiwa.
hal yang membuat nyaman,, dalah penduduk kota Guanzhouw lebih' Warm' dan ramah... mungkin dipengaruhi letak geografisnya yang di selatan, berdekatan dengan asia tenggara, sementara Beijing adalah pusat pemerintahan komunis..walahualam..
Setelah makan siang, kami langsung menuju Sun yat Tsen memorial, Sun yat sen adalah Bapak demokrasi China,Sun Yat tsen lah yang meruntuhkan dinasti Chin, dan mengakhiri jaman kekaisaran di China, kata Awen eksodus besar-besaran masyarakat China terjadi pada jaman diansti Chin,mereka menyebar ke seantero dunia,termasuk Indonesia.ketika ketidakadilan melanda rakyat China, muncullah Pahlawan mereka yang bernama Sun Yat Tsen, anak asuhnya Chiang Kai Sek( pendiri Taiwan) akan tetapi system demokrasi dirasa belum tepat, terjadi perang saudara di China, maka muncullah Mao Zedong dengan gerakan Komunis. Mao & Sun berperang berebut pengaruh di China, keduanya kemudian bersatu melawan pendudukan Jepang, setelah Jepang meninggalkan China, Mao & Sun kembali berperang, sayang menurut orang China, hoki Tusn yat Tsen kurang bagus, ia kalah dan sakit-sakitan,,akhirnya meninggal..penerusnya Chiang Kai sek mengungsi bersama pendukung-nya yang pro demokrasi, sampai akhirnya mendirikan Negara Taiwan yang bersebarangan dengan China sampai hari ini..
Sorenya Kami menuju Beijing Road,,di Guangzhou Beijing road mirip-mirip orchad road di Singapore, kawan saya sempat bergumam, ‘China adalah Negara copas alias copy paste’ saya hanya berkata dalam hati, ‘ya’!
‘copy paste dengan sangat baik’
Puas berjalan-jalan di Beijing Road, kami langsung dinner..kemudian istirahat..
Besoknya kami menuju Shenzen.. Shenzen, adalah surga belanja yang ditempuh kurang lebih 2,5 jam dengan bus dari Guangzhou,,sepanjang perjalanan kami disuguhi pemandangan pembangunan industry China yang berbenah sangat cepat! Daerah pedesaan yang dihuni petani lengkap dengan apartemen 10 lantai milik mereka! Awen menjelaskan ‘ petani di China makmur karena meskipun gagal panen, pemerintah komunis akan membayar agunan atas kepemilikan tanah negara kepada petani sebesar 52.000 ribu yuan setahun, disisi lain para petani juga dapat menyewa apartemennya kepada orang lain..duh, kalo gini ceritanya jadi petani pun saya mau!
Shenzen adalah kota industri, seperti Batam, tanahnya kurang subur, meski hanya 2 jam dari Guangzhou, bedanya Shenzen telah berkembang menjadi kota industry kelas dunia!dengan jumlah penduduk 12 juta jiwa, shenzen terlampau jauh dibandingkan dengan Batam.. J
Matahari sudah menyengat ketika kami diajak mengelilingi Window of the World..
Window of the world mirip taman mini di Jakarta, berisi keajaiban dunia yang di miniaturkan, bedanya,, window of the world Shenzen telah menjadi destinasi wisata wajib bagi wisatawan mancanegara yang mengunjungi China.
Kami menuju pusat penjualan cindera mata Golden dragon, disini terjadi cerita mengharu biru versi raja kasino, yang baru dikaruniai anak lelaki, tapi koq ujung-ujungnya berisi pemasaran barang dagangannya..hahaha..(malu.com)
Kami kemudian menuju pusat perbelanjaan di shenzen,,,disini barang-barang dapat di tawar dengan harga miring..namun para penjual China tak kalah pintarnya memainkan psikologis wisatawan..kawan-kawan belanja sepuasnya, saya mendapat sebuah koper biru laut dalam, dengan harga miring, terima kasih buat non Sindi Defrizianti untuk membantu penawarannya, juga none gaul asal Biak Emily untuk berbagi tips menawar jitu hehehe
..hmmh..puas!
sesudahnya kami kembali ke Guangzhou,, kelelahan menerpa wajah-wajah kami..
Malam hari acara bebas, saya memilih menikmati pijatan China di Hotel yang rasanya maknyoss bangeet J
Sebagian teman-teman hunting di sekitar pertokoan tempat hotel Kami, yang memang berada di pusat kota Guangzhou,, dan harga barangnya juga,, murah-murah!
Saya tertidur dengan nyenyak besok pagi- pagi kami siap dan berangkat kembali ke Jakarta..
Bandara Guangzhou kembali menyajikan kejutan,, dengan menjual barang-barang bebas cukai ( free of duty) di pintu boarding menuju pesawat,, kami tiba di Jakarta pukul 08.40 wib dengan selamat..
Kalau ada pelajaran berharga, adalah bahwa China akan terus menuju kemakmuran bangsanya dengan tetap mempertahankan system sosialis, komunisnya. Adapun seorang pribadi sanggup meletakan pondasi yang kuat bagi kehidupan bangsanya, yaitu Mao Zedong. YA! ia adalah actor sesungguhnya kehebatan China bagi dunia!
meniru segala hal yang positif untuk kemajuan adalah hal yang baik, dan tak perlu di permasalahkan secara berlebihan, toh di dunia ini tak ada asli yang benar-benar asli,membangun kejayaan dengan mempertahankan kearifan lokal, akan membawa bangsa pada kemajuan yang arif dan penuh kehormatan. inilah falsafah dari pelajaran yang dapat saya terima di negara tirai bambu tersebut
Saya ingin berterima kasih yang dalam kepada pihak Garuda Indonesia Timika,General Manager Bapak Nano Setiawan dengan supportnya bagi Kami, Bapak Agus Umbargie , Bapak Kemas Normandiar , dan semua team Garuda indonesia di Timika Semoga Garuda makin jaya dan berkibar !
salam
FrankyH
No comments:
Post a Comment