Cerita lagu“I BELIEVE I CAN FLY
dan motto WE MAKE PEOPLE FLY
Dari pengalaman
pribadi saya :
Saya pernah mengirim
komplain saya mengenai pelayanan Lion air pada medio Maret 2008 dan
mengirimkannya ke Harian Kompas, namun sepertinya tulisan itu tidak dimuat.
isinya mengenai pengalaman
pribadi saya terbang bersama maskapai dengan motto “ We make people
fly”ini.
Saya pertama kali
menggunakan jasa Lion Air pada tahun 2003 ketika melakukan perjalanan
cuti ke kampung halaman di Ambon manise…Namun ini cerita berbeda, di
tahun 2008,,
Waktu itu saya bersama 2
orang kawan melakukan penerbangan dengan Lion air sore dari UPG-AMQ
Saya lupa persis tanggal
berapa , kalau tidak salah Kami menggunakan pesawat B-737 seri 400, yang
kondisi kabin pesawat bagian belakang lebih mirip, maaf angkutan trayek
di kecamatan saya, waipirit-Kamarian(kec Kairatu)
Salah seorang kawan saya,
sempat memperhatikan awak kabin (wanita) yang tampak sibuk,sesekali membanting
keras penutup bagasi kabin yang sudah mengelupas, alhasil kawan saya
hanya menoleh dan melempar senyum sinisnya sambil berbisik ’stress kali dia”
saya hanya menimpali “mungkin bung, kerjanya berat juga tuh” tapi
dasar usil, sesaat mata kami menangkap tirai bagian belakang kabin disamping
mikrofon , (saya lupa ingat ,maklum sudah lama sekali) kawan saya terbelalak
sambil bergumam sewot ”busyet, bukannya itu tali raffia”? Mata
saya langsung tertuju kea rah tempat makan yang memang diikat dengan tali,
mudah-mudahan bukan tali raffia,, saya hanya bisa berkata dalam hati, tidak
masalah, ini kan cuma di dalam pesawat, lagian mungkin penahan kakinya kurang
kencang atau sengaja diikat untuk menahan suara berisik yang keluar
akibat benturan di udara”karena pesawatnya ketuaan, gak lucu kalau
didengar penumpang jadinya seperti opelet tua membawa hasil kebun untuk
di jual ke kota,oh dear…”
Pada periode ini, kami
berdua memilih diam,mungkin ada rasa takut, dan langsung merenung, daripada
menggerutu,toh pesawat terbang dengan baik, Kami juga masih diberikan air gelas
dan permen untuk menemani perjalanan 1:25 menit dari UPG-AMQ.
Semua terasa baik-baik
saja, sampai ketika mendarat, pesawat kami melakukan pendaratan
keras”hardlanding” sore itu cuaca tampak cerah, saya bergumam dalam hati” mungkin
usia pesawat”
Saat barang-barang bawaan
melewati konveyor, saya bersyukur, barang saya tidak ada yang rusak.
Ketika akan kembali ke
Timika setelah 6 bulan di Ambon, saya putuskan untuk bersama Lion air lagi,
pada akhir Jul 2008, kali ini pesawat yang saya tumpangi adalah Lion Air
B-737 ER-900, pesawat baru-nya Lion,, saya membatin”wah mungkin manajemen
Lion sadar bahwa pesawatnya sudah tua” syukurlah kalau begitu’
belakangan saya juga jadi lebih memahami culture masyarakat saya di ambon,
waktu di bandara, pattimura saya mendengar sendiri kalimat yang berbunyi” orang
ambon tuh muka jelek-jelek tapi jang salah, kalo mau nai pesawat,dong pilih
yang paleng bagus” saya manut-manut dan Cuma membatin, semua makhluk yang
diciptakan Tuhan indah,dan dianugrahi kelebihannya masing2, lagian pesawatnya
memang harus bagus dan memenuhi standar & klasifikasi penerbangan sesuai
AOC yang diterimanya dari DEPHUB RI, ini kan keselamatan bukan tentang bagus
buruknya,saya menganggap sinonim’ baru’artinya bagus dan dijamin, jadi tidak
ada yang salah dengan selera naik pesawat ala orang Ambon itu.malah secara tak
langsung ini memicu maskapai nasional untuk memberi pelayanan terbaik !
Kembali ke perjalanan
saya, kami tiba di UPG sekitar pukul 15.25 sore harinya,, saya terkejut
mendapati bagasi kabin saya,rusak! Tulang penyangga tas saya meloncat keluar
seperti seekor ular besi kecil,lebih parah lagi,bagian dalam tas berisi jam
tangan Rolex andalan saya kacanya hancur dan penyok..mulut saya langsung
komat-kamit mengeluarkan sumpah serapah,,, setelahnya,,,,mau nggak mau saya
berpikir, gak apa-apa, memang tadi cuacanya buruk,bersyukur saja sudah tiba
dengan selamat,,lupakan!
Sampailah saya pada
kenangan ke tiga, yakni ketika kembali dari cuti pada tanggal 06 Jan 2012 ini,
emosi saya langsung di aduk saat mulai melakukan check-in di counter Lion air
Bandara Pattimura, petugas Lion mengarahkan saya membayar di Cashier bagian
dalam bandara untuk kelebihan bagasi saya seberat 9 KG, sambil,berkata “
tolong bayar di kasir”(tanpa menoleh ke saya,) saya menuju bagian kasir
yang tertutup tirai, setelah kurang lebih 10 menit memanggil.batin saya “
mungkin sibuk ,maklum arus balik Natal & tahun baru “ Datanglah petugas
Lion air (nona ambon) sambil menghardik saya dengan logat kentalnya “
kanapa seng panggel kuat-kuat? Kan lia tirai tatutup,lewat depan toh’!
saya sabar saja, maklum suasana tahun baru dan pesona lagu ambon di
seantero ruangan, meredam emosi saya untuk menghardik nona satu ini, kemudian
saya menjawab singkat “ oh OK”!
Saya telah seleasi
membayar ketika tiba-tiba ada Anggota entah TNI/POLRI atau apalah, datang
dengan emosi penuh di ubun-ubun, menghardik semua karyawan Lion air bandara,
dengan nada-nada mengancam.” Saya memilih berlalu sambil menggugam” hmmh
jadinya satu sama ”
Semua telah selesai check
in, dan menunggu di terminal keberangkatan , saya sementara asyik dengan
pemutar music di telepon genggam saya sambil menikmati lagu indah milik R
Kelly,
I believe I can touch
the sky
I think about it every
night and day
Spread my wings and fly
away
I believe I can soar
I see me running
through that open door
I believe I can fly
I believe I can fly
I believe I can fly….
Samar-samar beradu dengan
lagu di ruang tunggu bandara yang memainkan musisi alm,.Helmi
Pesulima,,
Dari ujung
halamahera,,smpai tenggara jauh,
Katong samua basudara,,
Nusa Ina sio,, katong samua dari sana…
biar jauh bagini ee,,
beta seng bisa lupa..beta pung tanah putus pusa...
Sekonyong
–konyong,datanglah suara dari mikrofon bandara yang memberitahu bahwa pesawat
yang kami tumpangi akan diberangkatkan lebih lama, karena alasan teknis,
yang tidak disebutkan,
Belakangan ramai di TV-TV
nasional masyarakat pemakai jasa meminta pihak maskapai menjelaskan lebih rinci
alasan penundaan penerbangan apalagi sampai melewati 4 jam.
Saya bergumam dalam hati “ah
biarkan saja, hitung-hitung bisa berlama-lama di Ambon.”
Penerbangan Kami yang
semula dijadwalkan tiba di UPG pukul 15.25-n akhirnya tiba sekitar pukul 16.50
WITA,semua baik-baik saja, sampai saya mengambil bagasi saya di konveyor, kali
ini koper saya yang kebetulan berwarna merah, rusak lagi! Besi pembentuk
dan penahan is tas,benar-benar telanjang bulat terkelupas akibat benturan
pesawat.,bagian depannya terdapat goresan dimana-mana, bahkan warnanya
cenderung menghitam,..
Dengan meradang saya
menuju counter Lion bandara, dan menemui petugas disana(laki-laki),sang
petugas dengan santainya menjawab “ Bapak, kami akan memperbaiki tas Bapak
yang rusak, tapi bapak harus menunggu” . ‘ saya jawab dengan ketus “
berapa lama? “jawabnya lagi “ paling cepat 3 hari’karena harus membuat
prosedur laporannya”itupun Bapak harus membeli tas baru karena tasnya harus dikosongkan
agar dapat diperbaiki”
Saya menimpali “ tidak
mau”! tolong diganti sekarang ,apakah perlu saya menjelaskan
kepada anda berapa kali saya telah di rugikan Lion air’?
Sang petugas hanya santai
dan yakin menjawab”maaf,memang begitu prosedurnya
Kesabaran saya benar-benar
habis, akhirnya dengan nada tinggi dan setengah berteriak sambil memukul koper
saya sendiri saya katakan kepadanya” tahukah anda? Koper saya lebih
berharga dari nyawa anda”?!
Saya berlalu meninggalkan
ruangan itu diikuti beberapa pasang mata yang menatap nanar,,bahkan saat akan
keluar menuju ruang tunggu, baggage name saya tidak diminta oleh 2 orang
petugas Lion air yang mengawasi setiap bagasi penumpang.,
Belakangan setelah muncul
di media masa dan TV-TV nasional,saya hanya tertegun dan berpikir, tanpa
mengabaikan factor cuaca sebagai penyebab yang paling mungkin, jangan-jangan,
para pemimpin & awak kabin itu memang udah ‘fly ‘duluan' sebelum
menerbangkan pesawatnya sesuai mottonya’we make people fly” sampai-sampai perlu
ada momentum atau menciptakan kreasi ala’dugem” saat mendarat, jadi
guncangannya terasa lebih asyik.. membayangkannya , bulu kuduk saya langsung
bergidik ngeri..uuh bisa jadi!! penumpang dianggap seperti pajangan gelas yang
kapan saja bisa dipacu bunyi lentingannya, goodness me !
semoga pemerintah republik
ini segera menetapkan peraturan baru yang lebih ketat berpihak pada rakyat dan
melindungi pemakai jasa penerbangan.
Franky